Keberhasilan Anthony Sinisuka Ginting menumbangkan raja raksasa bulutangkis dunia, Lin Dan dan melaju ke semifinal Swiss Open 2019, ternyata membuahkan hasil yang sangat-sangat luar biasa.
Di pekan 12 ini, peringkat Anthony Ginting di daftar ranking tur tahunan Federasi Bulutangkis Dunia, melambung tinggi.
Berdasarkan daftar ranking tur bulutangkis dunia terbaru yang diterbitkan BWF, Rabu 20 Maret 2019, ranking Anthony Ginting naik 12 peringkat sekaligus. Dari ranking 19 ke ranking 7.
Ranking Ginting naik karena berhasil mendapatkan poin cukup banyak dari penampilannya di semifinal Swiss Open 2019.
Di turnamen BWF Super 300 itu, Anthony Ginting memperoleh poin sebesar 4.900. Poin sebanyak itu menggenapkan koleksi poin menjadi 17.980.
Di Swiss Open 2019, Ginting mengalahkan Lin Dan di perempatfinal. Juara dunia 5 kali itu ditumbangkan melalui rubbergame 14-21, 21-8 dan 21-11
Perlu diketahui, sejak awal tahun 2019 ini, ranking tur BWF Anthony Ginting masih turun naik. Di pekan 4, dia sempat bercokol di peringkat 13. Lalu, pekan 5 sempat nnaik ke ranking 6.
Tapi di pekan 9, 10 dan 11. Ranking Anthony Ginting terus turun hingga akhirnya terperosok ke ranking 19.
Ranking tur BWF ini berbeda dengan ranking dunia. Meski begitu, ranking tur BWF sangat penting. Karena, ranking tur BWF bakal menjadi syarat utama ikut tidaknya seorang pebulutangkis di puncak turnamen tahunan BWF berjuluk BWF World Tour Finals.
Pebulutangkis yang bisa berlaga di ajang berhadiah 1,5 juta dolar Amerika Serikat ini, cuma mereka yang bercokol di posisi 8 besar ranking tur BWF dan pebulutangkis yang bergelar juara dunia saja.
Pada 2018, Anthony Ginting berhasil ikut bertanding di BWF World Tour Finals. Dia lolos bermodal ranking 8 tur BWF.
Namun dibalik kegembiraan ini, hal memilukan justru terjadi pada Tunggal Putri, dimana selama 21 tahun terakhir tidak ada seorangpun yang berhasil membawa pulang gelar juara Malaysia Open.
Tak lama lagi salah satu turnamen bulutangkis dunia terbesar digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Turnamen berjuluk Malaysia Open 2019 ini dijadwalkan akan dilangsungkan mulai 2 hingga 7 April 2019.
Banyak sekali fakta-fakta menarik dari turnamen BWF Super 700 ini. Salah satunya tentang rekor buruk tunggal putri Indonesia.
Berdasarkan catatan BWF, Kamis 21 Maret 2019, sudah 21 tahun tak ada seorang pun tunggal putri Indonesia yang membawa pulang gelar juara dari turnamen ini.
Terakhir kali gelar juara tunggal putri Malaysia Open didapatkan pada tahun 1997, melalui tangan sang legenda, Susy Susanti.
Kondisi ini sungguh menyedihkan, sebab sejak pertama kali Malaysia Open digelar pada tahun 1937, Indonesia sudah berhasil membawa pulang 9 gelar juara tunggal putri. 4 gelar disumbangkan Susy Susanti.
Dalam lima tahun terakhir, gelar juara tunggal putri Malaysia Open telah direbut secara bergantian oleh 4 pemain. Tai Tzu Ying, Intanon Ratchanok, Carolina Marin dan Li Xuerui. Dan dalam dua tahun terakhir, 2017 dan 2108 gelar juara ada di tangan Tai Tzu Ying.
Sebenarnya, tahun ini Indonesia berkesempatan memperbaiki rekor buruk di Malaysia Open. Apalagi saat ini sektor tunggal putri sudah merekrut Rionny Frederik Lambertus Mainaky sebagai pelatih baru.
Perlu diketahui Rionny bukan pelatih sembarangan lho, dia tercatat telah mendongkrak prestasi pebulutangkis Jepang.
Di Malaysia Open 2019, Indonesia menerjunkan dua pemain tunggal putri, yakni Gregoria Mariska Tunjung dan juara Thailand Masters 2019, Fitriani.
Di pekan 12 ini, peringkat Anthony Ginting di daftar ranking tur tahunan Federasi Bulutangkis Dunia, melambung tinggi.
Berdasarkan daftar ranking tur bulutangkis dunia terbaru yang diterbitkan BWF, Rabu 20 Maret 2019, ranking Anthony Ginting naik 12 peringkat sekaligus. Dari ranking 19 ke ranking 7.
Ranking Ginting naik karena berhasil mendapatkan poin cukup banyak dari penampilannya di semifinal Swiss Open 2019.
Di turnamen BWF Super 300 itu, Anthony Ginting memperoleh poin sebesar 4.900. Poin sebanyak itu menggenapkan koleksi poin menjadi 17.980.
Di Swiss Open 2019, Ginting mengalahkan Lin Dan di perempatfinal. Juara dunia 5 kali itu ditumbangkan melalui rubbergame 14-21, 21-8 dan 21-11
Perlu diketahui, sejak awal tahun 2019 ini, ranking tur BWF Anthony Ginting masih turun naik. Di pekan 4, dia sempat bercokol di peringkat 13. Lalu, pekan 5 sempat nnaik ke ranking 6.
Tapi di pekan 9, 10 dan 11. Ranking Anthony Ginting terus turun hingga akhirnya terperosok ke ranking 19.
Ranking tur BWF ini berbeda dengan ranking dunia. Meski begitu, ranking tur BWF sangat penting. Karena, ranking tur BWF bakal menjadi syarat utama ikut tidaknya seorang pebulutangkis di puncak turnamen tahunan BWF berjuluk BWF World Tour Finals.
Pebulutangkis yang bisa berlaga di ajang berhadiah 1,5 juta dolar Amerika Serikat ini, cuma mereka yang bercokol di posisi 8 besar ranking tur BWF dan pebulutangkis yang bergelar juara dunia saja.
Pada 2018, Anthony Ginting berhasil ikut bertanding di BWF World Tour Finals. Dia lolos bermodal ranking 8 tur BWF.
Namun dibalik kegembiraan ini, hal memilukan justru terjadi pada Tunggal Putri, dimana selama 21 tahun terakhir tidak ada seorangpun yang berhasil membawa pulang gelar juara Malaysia Open.
Tak lama lagi salah satu turnamen bulutangkis dunia terbesar digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Turnamen berjuluk Malaysia Open 2019 ini dijadwalkan akan dilangsungkan mulai 2 hingga 7 April 2019.
Banyak sekali fakta-fakta menarik dari turnamen BWF Super 700 ini. Salah satunya tentang rekor buruk tunggal putri Indonesia.
Berdasarkan catatan BWF, Kamis 21 Maret 2019, sudah 21 tahun tak ada seorang pun tunggal putri Indonesia yang membawa pulang gelar juara dari turnamen ini.
Terakhir kali gelar juara tunggal putri Malaysia Open didapatkan pada tahun 1997, melalui tangan sang legenda, Susy Susanti.
Kondisi ini sungguh menyedihkan, sebab sejak pertama kali Malaysia Open digelar pada tahun 1937, Indonesia sudah berhasil membawa pulang 9 gelar juara tunggal putri. 4 gelar disumbangkan Susy Susanti.
Dalam lima tahun terakhir, gelar juara tunggal putri Malaysia Open telah direbut secara bergantian oleh 4 pemain. Tai Tzu Ying, Intanon Ratchanok, Carolina Marin dan Li Xuerui. Dan dalam dua tahun terakhir, 2017 dan 2108 gelar juara ada di tangan Tai Tzu Ying.
Sebenarnya, tahun ini Indonesia berkesempatan memperbaiki rekor buruk di Malaysia Open. Apalagi saat ini sektor tunggal putri sudah merekrut Rionny Frederik Lambertus Mainaky sebagai pelatih baru.
Perlu diketahui Rionny bukan pelatih sembarangan lho, dia tercatat telah mendongkrak prestasi pebulutangkis Jepang.
Di Malaysia Open 2019, Indonesia menerjunkan dua pemain tunggal putri, yakni Gregoria Mariska Tunjung dan juara Thailand Masters 2019, Fitriani.