Seorang siswa SMP di Yogyakarta berinisial AA (13) ditendang oleh gurunya karena terlambat masuk sekolah, Rabu (20/3). Siswa kelas 7 ini ditendang TK (50).
Ibu AA, AMN (36) menuturkan kejadian anaknya ditendang guru berawal saat dia mengantarkan sekolah. Saat itu AA telat datang ke sekolah, AMN yang mengantarkannya pun meminta izin kepada satpam agar anaknya dibolehkan masuk.
Usai AA boleh masuk, AMN pun meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah. Tak lama berselang AA pun pulang ke rumah dengan keadaan menangis. Saat ditanya, AA menceritakan jika dia baru saja ditendang gurunya.
"Saya pulang habis nganter anak tidak sampai beberapa menit anak saya pulang nangis saya tanya kenapa katanya digajul (ditendang) gurune. Saya tanya kok ditendang kenapa katanya enggak ngerti," ujar AMN di rumahnya, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.
Tak terima dengan perlakuan si guru, AMN kemudian mendatangi sekolah. Saat itu dia menemui guru tersebut dan meminta penjelasan. Saat itu TK mengatakan jika anaknya dianggap nakal, sering berbohong dan merusak fasilitas sekolah.
"Tadi banyak (siswa lain) yang telat tapi kok anak saya saja yang ditendang. Kalau anak saya nakal ya jangan ditendang. Seharusnya jadi guru tidak boleh seperti itu harusnya dikasih teguran, apa orang tua dipanggil. Kalau saya dipanggil pasti saya ke sini," urai AMN.
AMN mengungkapkan saat bertemu dengan guru yang menendang anaknya, guru tersebut mengakui perbuatannya. Guru tersebut pun meminta maaf kepada AMN atas apa yang telah dilakukannya.
"Gurunya mengakui kalau menendang tapi bilang tidak kena alat vitalnya. Saya bilang harusnya nggak boleh pakai kekerasan," keluh AMN.
Usai bertemu dengan guru itu, AMN pun lantas diantar oleh tetangga ke DPRD Kota Yogyakarta. AMN berharap agar keluhannya itu bisa disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan ada sanksi bagi si guru.
"Saya tidak minta apa-apa cuma supaya guru jera. Saya nggak ingin lapor polisi segala. Yang penting ada sanksi supaya kejadian ini tidak menimpa siswa lainnya," pungkas AMN.
Ibu AA, AMN (36) menuturkan kejadian anaknya ditendang guru berawal saat dia mengantarkan sekolah. Saat itu AA telat datang ke sekolah, AMN yang mengantarkannya pun meminta izin kepada satpam agar anaknya dibolehkan masuk.
Usai AA boleh masuk, AMN pun meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah. Tak lama berselang AA pun pulang ke rumah dengan keadaan menangis. Saat ditanya, AA menceritakan jika dia baru saja ditendang gurunya.
"Saya pulang habis nganter anak tidak sampai beberapa menit anak saya pulang nangis saya tanya kenapa katanya digajul (ditendang) gurune. Saya tanya kok ditendang kenapa katanya enggak ngerti," ujar AMN di rumahnya, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.
Tak terima dengan perlakuan si guru, AMN kemudian mendatangi sekolah. Saat itu dia menemui guru tersebut dan meminta penjelasan. Saat itu TK mengatakan jika anaknya dianggap nakal, sering berbohong dan merusak fasilitas sekolah.
"Tadi banyak (siswa lain) yang telat tapi kok anak saya saja yang ditendang. Kalau anak saya nakal ya jangan ditendang. Seharusnya jadi guru tidak boleh seperti itu harusnya dikasih teguran, apa orang tua dipanggil. Kalau saya dipanggil pasti saya ke sini," urai AMN.
AMN mengungkapkan saat bertemu dengan guru yang menendang anaknya, guru tersebut mengakui perbuatannya. Guru tersebut pun meminta maaf kepada AMN atas apa yang telah dilakukannya.
"Gurunya mengakui kalau menendang tapi bilang tidak kena alat vitalnya. Saya bilang harusnya nggak boleh pakai kekerasan," keluh AMN.
Usai bertemu dengan guru itu, AMN pun lantas diantar oleh tetangga ke DPRD Kota Yogyakarta. AMN berharap agar keluhannya itu bisa disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan ada sanksi bagi si guru.
"Saya tidak minta apa-apa cuma supaya guru jera. Saya nggak ingin lapor polisi segala. Yang penting ada sanksi supaya kejadian ini tidak menimpa siswa lainnya," pungkas AMN.