Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kemerdekaan Tertunda: Warga Pekon Siring Gading Bertaruh Nyawa demi Akses Jalan yang Menghantui

Sabtu, 27 Juli 2024 | 06.23 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-27T03:21:48Z

Warga Pekon Siring Gading Bertaruh Nyawa

BERNUS.CO – Sudah 79 tahun sejak Indonesia merdeka, namun di sudut terpencil Pekon Siring Gading, Kecamatan Bangkunat, Pesisir Barat, kemerdekaan seolah hanya sebuah kata kosong. Warga setempat masih harus menghadapi perjuangan berat setiap hari, bertaruh nyawa demi sebuah perjalanan yang seharusnya sederhana. 

Kondisi jalan menuju Pekon Siring Gading, salah satu dari empat pekon di wilayah Enclave Way Haru, bagaikan sebuah neraka duniawi. Jalan yang sudah ratusan tahun lamanya rusak parah, membentang dalam keadaan berlumpur dan licin, memaksa warga untuk menempuh perjalanan yang penuh risiko. Jalanan ini tak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga berpotensi menjadi kuburan bagi mereka yang nekat melintasinya.

Warga Pekon Siring Gading Bertaruh Nyawa

Untuk menuju pusat Kecamatan Bangkunat, warga harus melalui medan berat yang kadang kala bisa membuat mereka terjebak berhari-hari. Ongkos ojek pun melonjak tajam—Rp2.500 per kilogram barang saat cuaca cerah, namun bisa mencapai Rp5.000 per kilogram ketika cuaca buruk. Tidak hanya itu, jalur alternatif melewati bibir pantai yang sering terjang ombak juga menjadi momok menakutkan. Banyak kendaraan dan nyawa yang hilang akibat tergerus ombak ganas.

Warga Pekon Siring Gading Bertaruh Nyawa

"Ya takutlah Pak, pasti ada resikonya. Cuma kan ketimbang jalan yang parah, takutnya motor gak bisa jalan lagi. Kalau bisa lewat laut, kita coba lewat laut bertaruh nyawa. Kalau pas kena ya sudah nasibnya mau bagaimana lagi, sudah pasrah aja," ungkap Anas, seorang warga Pekon Siring Gading dengan penuh keputusasaan.

Ketidakberdayaan ini juga dirasakan oleh Roham Alfaqier, Kepala Desa Siring Gading. Ia menjelaskan bahwa pembangunan jalan terhambat oleh regulasi yang belum memadai. “Kondisi jalan lintas Way Haru ketika musim hujan memang luar biasa, becek dan sangat berlumpur. Selain itu, seluruh ruas jalan Wayheni-Wayharu masuk dalam kawasan Taman Nasional, sehingga pembangunan infrastruktur di sana memerlukan izin dari Kementerian Kehutanan,” jelasnya.

Warga Pekon Siring Gading Bertaruh Nyawa

Dengan tantangan besar dalam memperoleh izin dari Kementerian Kehutanan dan kurangnya kerjasama antara pihak kabupaten dan kementerian, pembangunan jalan tampaknya masih menjadi impian yang jauh dari jangkauan. Roham hanya bisa berharap agar pemerintah pusat segera menerbitkan perjanjian kerjasama untuk mempermudah akses menuju wilayah Enclave tersebut.

“Semoga pemerintah pusat segera mendengar dan memahami kondisi kami di sini. Kami hanya ingin akses yang layak agar kami bisa mengeluarkan hasil panen dan menjalani kehidupan dengan lebih baik,” harap Roham dengan penuh harapan.

Warga Pekon Siring Gading Bertaruh Nyawa

Sementara itu, di tengah kemeriahan perayaan kemerdekaan di berbagai daerah lain, Pekon Siring Gading tetap menunggu kabar baik. Jalan yang layak adalah harapan besar mereka, sebuah simbol nyata dari kemerdekaan yang belum sepenuhnya mereka rasakan.

Video Bertaruh Nyawa di Bibir Pantai Menuju Kemerdekaan yang Masih Tertunda

Pesisir Barat, 27 Juli 2024

Reporter : Pascal

Editor : TH

×
Berita Terbaru Update