Jejak Sang Legenda: Puyang Kriye Tata Ratu
Salah satu titik pusat spiritual di Pekon Pagar Dewa adalah petilasan yang terletak di Pemangku 2 Talang Kruhun, yaitu makam Puyang Kriye Tata Ratu. Beliau adalah seorang tokoh legendaris yang dihormati sejak abad ke-18. Puyang Kriye Tata Ratu dikenal memiliki kekuasaan atas tiga gunung di wilayah Pahayu, yaitu Gunung Subhan, Mayus, dan Tungkus. Salah satu peninggalannya yang masih tersisa hingga saat ini adalah Batu Pala Tiga Tingkat, sebuah batu bersejarah yang menjadi saksi bisu dari kebesaran masa lalu.
Menurut Asmadi, pengelola makam petilasan, Puyang Tata Ratu juga dianggap memiliki kekuatan spiritual dalam bentuk empat Ulu Balang atau tentara penjaga sakti. Mereka terdiri dari Sepikang (macan), Sebidang Khuang (gajah), Selubuk (buaya kuning), dan Semendaway (rusa kumbang). Keberadaan mereka tertuang dalam sebuah batu keramat di bawah pohon randu, meskipun cap tanda keberadaan mereka sudah pudar seiring berjalannya waktu.
Makam yang Penuh Berkah
Saat ini, makam Puyang Kriye Tata Ratu telah menjadi tempat ziarah yang sangat dikunjungi oleh masyarakat Lampung Barat, terutama pada bulan Muharram dan Maulud. Banyak orang datang untuk mengenang dan mendoakan sang tokoh legendaris ini. Kehadiran mereka bukan hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya lokal, tetapi juga membuat petilasan ini menjadi destinasi spiritual yang penuh makna.
Simbol Kekayaan Sejarah dan Budaya
Pekon Pagar Dewa dengan segala cerita legendaris dan petilasannya menjadi saksi bisu dari kekayaan sejarah dan budaya Lampung Barat. Makam Puyang Tata Ratu bukan hanya sebuah simbol masa lalu yang gemilang, tetapi juga sebuah titik pertemuan spiritual bagi banyak orang yang mencari kedamaian dan berkah dalam kehidupan mereka.
Dengan segala daya tariknya, Pekon Pagar Dewa tidak hanya memperkaya warisan budaya lokal, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk menghargai dan merawat warisan nenek moyang mereka. Ini adalah bukti nyata bahwa kekuatan spiritual dan kehidupan sehari-hari dapat bersatu dalam harmoni yang indah di tengah hiruk-pikuk zaman modern. (Pascal)