HRNS, melalui Proyek Officer Agriculture-nya, menjelaskan bahwa pendekatan tumpang sari ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan pertanian, tetapi juga memungkinkan petani untuk menghasilkan pendapatan tambahan tanpa harus merambah hutan untuk perluasan lahan pertanian.
Sekolah Lapang Kopi yang diinisiasi di daerah ini tidak hanya memberikan pelatihan tentang teknik budidaya kopi, tetapi juga fokus pada peningkatan kualitas dan pemasaran produk. Hal ini diharapkan dapat membantu petani lokal menghasilkan kopi berkualitas tinggi yang kompetitif di pasar lokal maupun internasional.
Namun, tantangan utama yang masih dihadapi oleh para petani di Lampung Barat adalah akses jalan yang rusak parah. Kepala Desa setempat berharap bahwa kesuksesan produksi kopi di kebun milik Tarjan dapat menjadi motivasi bagi petani lain di Pekon Ujung Rembun untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.
Dengan semangat dan inovasi seperti yang ditunjukkan oleh Tarjan, harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi pertanian kopi Lampung Barat semakin terbuka lebar. (Eki)