"Saat ini, sebagian besar perkebunan kopi di Lampung Barat, yang mencapai 60 ribu hektare, didominasi oleh varietas robusta," ujar Presiden Jokowi. Beliau menambahkan, "Dengan luas lahan yang besar seperti ini, kita harus fokus untuk meningkatkan produktivitasnya."
Presiden juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan produktivitas kopi per hektare secara signifikan. Saat ini, rata-rata produktivitas kopi di Indonesia masih berkisar antara 1-2 ton per hektare, sementara targetnya adalah mencapai 8-9 ton per hektare seperti di negara-negara lain. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Indonesia.
"Tugas kita bersama adalah bagaimana membuat produktivitas per hektare menjadi naik drastis melalui perawatan yang baik, penggunaan pupuk yang optimal, dan pola tanam yang lebih efisien," papar Presiden.
"Subsidi pupuk juga telah ditingkatkan dua kali lipat untuk membantu para petani. Ini sebagai bagian dari upaya kita untuk mendukung peningkatan produksi pertanian," jelasnya.
Presiden Jokowi juga mendorong untuk lebih mengembangkan hilirisasi produk pertanian, termasuk kopi, dengan meningkatkan kualitas kemasan agar siap untuk diekspor ke pasar global.
"Semua komoditas pertanian harus diarahkan ke hilirisasi agar lebih bernilai tambah dan siap untuk pasar global," tegas Presiden.
Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi momentum positif dalam mengembangkan sektor pertanian kopi di Indonesia, khususnya di Lampung Barat, serta meningkatkan kesejahteraan petani kopi di masa depan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pj. Gubernur Lampung Samsudin, dan Bupati Lampung Barat Nukman.
Dengan adanya dorongan langsung dari pemerintah, diharapkan sektor pertanian kopi di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi petani serta negara secara keseluruhan.