BERNUS.CO - Kreativitas dan semangat tinggi para ibu-ibu di Pekon Walur, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, patut menjadi contoh bagi banyak pihak. Di tengah maraknya isu lingkungan, mereka berhasil menyulap limbah plastik menjadi produk bernilai ekonomis tinggi: tas "bakul". Produk ini tidak hanya mengurangi sampah plastik tetapi juga menawarkan peluang ekonomi yang menjanjikan.
Tas yang dikenal dengan nama "bakul" ini dibuat dari tali strapping band, sebuah bahan sisa yang sering dianggap sampah. Di Pekon Walur, tepatnya di Jalan Lintas Barat Pemangku Satu, Hartati adalah salah satu pengrajin utama yang telah memproduksi bakul ini selama dua puluh tahun. "Tas bakul ini sangat berguna untuk berbagai keperluan, mulai dari mencuci beras, membawa hasil bumi seperti cengkih dan kopi, hingga membawa bekal saat pergi berkebun," jelas Hartati.
Setiap hari, Hartati mampu memproduksi tujuh bakul berukuran besar dan sepuluh bakul berukuran kecil. Harga bakul bervariasi sesuai ukuran dan motif. Bakul kecil tanpa motif dihargai sekitar enam puluh ribu rupiah, sementara bakul besar dengan motif dapat mencapai delapan puluh ribu rupiah. “Para pembeli sering datang langsung ke rumah saya dan biasanya memborong habis stok yang ada,” ungkap Hartati, dengan bangga. Setiap bulan, Hartati meraih keuntungan hingga lima belas juta rupiah, dan saat ini, pesanan terus meningkat pesat.
Produk bakul ini tidak hanya dikenal di Pesisir Barat saja, tetapi juga telah menembus pasar nasional. "Kami mengirimkan bakul ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta dan Bandung. Ini adalah cara kami memperkenalkan kerajinan tangan khas Pesisir Barat kepada dunia," ujar Novrian Adhyaksa, pembina pengrajin.
Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat lokal tetapi juga membawa nama baik daerah. Produk lokal yang memiliki potensi besar di pasar nasional semakin memperlihatkan bahwa kerajinan tangan berbasis limbah plastik dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan serta turut berperan dalam pelestarian lingkungan.
Kisah sukses para emak-emak di Pekon Walur ini menjadi inspirasi tentang bagaimana kreativitas dan tekad dapat mengubah tantangan menjadi peluang, serta menunjukkan betapa pentingnya inovasi dalam mengatasi masalah lingkungan dan ekonomi secara bersamaan.
Reporter : Pascal
Editor : Tohjaya
Kamis, 8 Agustus 2024
Editor : Tohjaya
Kamis, 8 Agustus 2024